Jumat, 07 Juni 2013

Mendefinisikan "Problem Solving" ,Tugas ketiga Psikologi Kognitif


Okeee kali ini kembali lagi saya akan mereview mata kuliah psikologi kognitif. Hari itu siang yang cerah, jarum jam tangan saya masih berdetik tepatnya pukul jam 01.00 kurang waktu setempat. Banyak pula yang terlambat, hingga akhirnya mas seta menyarankan kami untuk jika seusai makan siang atau sholat maka segeralah masuk kelas. Tidak perlu menunggu hingga jam 01.00 tepat, jadi nantinya pulangnya lebih awal.

Tamapaknya ada beberapa mahasiswa yang berhubung tidak hadir hari ini. Dan langsung saja mas seta mempersilahkan kelompok yang akan mempresentasikan materinya di kelas. Yang pertama ada PROBLEM SOLVING materi kelompok presentasi. PROBLEM SOLVING adalah suatu pemikiran yang matang dari individu/kelompok untuk menemukan solusi agar dapat menyelesikan suatu masalah yang lebih spesifik. Problem solving terdiri atas; preparation, production, judgement, hambatan bagi solusi, problem solving dan  creativity.

Dalam memecahkan masalah terdapat beberapa pola, yaitu:
1.      Divergent Thingking yaitu cara untuk memecahkan masalah dengan cara yang digunakan untuk mencari alternative. Menjawab/ menyelesaikan masalah dengan lebih spesifik dan lebih mendetail.
2.      Convergent Thingking yaitu menyelesaikan masalah dengen cara menemukan penyebab maslah utama, yang disebut Trouble Shooter. Menyelesaikan masalah tidak perlu secara mendetail, contoh spesifiknya yaitu soal tes pilihan ganda.

Dalam hal ini, teori gestalt yang sangat terkenal termasuk didalamnya dengan pemahaman (insight) di dalamnya. Menurut para psikologi gestalt, suatu permasalahan (khusus masalah-masalah perseptual) ada ketika ketegangan atau stres muncul sebagai hasil dari interaksi antara persepsi dan memori.
Ada juga psikologi gestalt dengan tokoh Max Wertheimer, Kurt Koffka, Wolfgang Kohler. Mendemonstrasikan dalam aktivitas memecahkan masalah. Dari sudut pandang itulah muncul konsep functional fixedness yang di kemukakan oleh Karl Duncker (1945).

Sesi selanjutnya mas seta menjelaskan sebelum menanyakan apa yang dimaksud dengan problem solving? Kalau tidak salah ada yang menjawab maslah adalah masalah yang belum terpecahkan. Kemudian mas seta mengambil contoh dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan problem solving itu sendiri, yaitu kemacetan di kota Jakarta. Beliau menjelaskan langkah-langkah dalam memecahkan maslah tersebut, yang pertama adalah menganalisa, lalu mengadakan observasi atau experience terhadap masalah tersebut. Contoh penyelesain masalah kemacetan adalah dengan menerapakan system ganjil genap pada kendaraan. Namun kenyataan nya pola ini belum efektif dalam penanganan masalah kemacetan hingga kini. Terkait maslah ini, dengan merubah mind set kita untuk menggunakan transportasi umum, menggunakan kendaraan pribadi lebih dari tiga orang dalam satu rumah, dll. Demikian solusi yang diterapkan, memungkinkan Jakarta memeliki peluang lebih besar agar terhindar dari macet.

~SEKIAN~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar